Saatnyasantai.com berisi artikel artikel ringan dan luas yang akan membawa setiap pembacanya merasakan sensasi "santai" yang begitu dalam, membuat rileks dan melupakan sejenak penatnya kehidupan yang melelahkan (emang begitulah kehidupan di dunia), Nikmati artikel, gambar, dan video yang ada di blog ini sambil mencicipi atau menghirup makanan serta minuman yang anda buat. setelah kembali bersemangat silahkan kembali ke rutinitas anda,selamat menikmati. ;-)
Sukses itu hak setiap orang...barang siapa yang mau sukses berprilakulah seperti orang sukses Lagi santai?? INGAT"saatnyasantai.blogspot.com"

Headline

Sebuah studi memaparkan, secara umum, pengebom bunuh diri memiliki tiga ciri yaitu memiliki testosteron, narasi atas fantasi, dan keinginan membuat ‘drama kehidupan’. Seperti apa?
Menggunakan analisis sosiologi dari Departemen Kepolisian New York, Amerika Serikat, Federal Bureau of Investigation (FBI) dan kepolisian lokal Amerika Serikat, orang yang melakukan jihad biasanya tidak mendapatkan keinginan berbuat jahat tiba-tiba.“Anda harus mengerti seseorang dengan menganalisis secara psikologis serta membuat gambaran apakah dia cukup radikal untuk bertindak atau sekadar membuat keputusan dan menyuruh orang lain untuk melakukannya,” ujar pihak FBI yang tidak disebutkan namanya berdasarkan keterangan Newsweek.
Ciri pertama adalah kepemilikan testosteron. Menurut ilmuwan Georgetown University, Bruce Hoffman di Oxford University Press, perempuan memang berperan penting di awal pergerakan terorisme. Namun, jika berbicara soal pihak yang ‘berjihad’, mayoritas adalah pria. Kedua adalah narasi atas fantasi teologi dan materialisme yang dimiliki pengebom bunuh diri. Hal paling umum yang ‘dimimpikan’ mereka adalah suatu lingkungan yang membuat mereka menjadi makhluk tertindas dan menderita akibat kekuatan ‘orang asing’.
Yang menarik, ilmuwan Water Laqueur berpendapat pelaku terorisme cenderung berpendidikan, memiliki pekerjaan dan berlatar belakang keluarga makmur. Mereka mengklaim tindakan bom bunuh diri itu adalah bentuk kepahlawanan dan ksatria. Terakhir, terorisme dianggap sebagai panggung sandiwara saat hampir semua orang memberikan perhatian besar atas peristiwa bom bunuh diri. “Selama ribuan tahun, pelaku terorisme memandang bom bunuh diri sebagai bagian dari ‘klimaks’ cerita dan aksi mereka,” tulis Christopher Dickey di Newsweek.
Kalau anda menyukai artikel ini, tolong klik “Share On Facebook” di bawah ini sehingga kawan – kawan anda juga bisa menikmatinya. Terima kasih banyak.



selengkapnya klik disini ..

0 comments:

Posting Komentar

Gimana gan, blog ane keren kan???hehe, lebih keren lagi kalo agan sekalian ikutan komen disini, wah...pasti membawa berkah buat ane,hheee thanks gan, lagi santai???inget,saatnyasantai.blogspot.com

Blog Archive

Copyright 2010 Saatnyasantai
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger