Saatnyasantai.com berisi artikel artikel ringan dan luas yang akan membawa setiap pembacanya merasakan sensasi "santai" yang begitu dalam, membuat rileks dan melupakan sejenak penatnya kehidupan yang melelahkan (emang begitulah kehidupan di dunia), Nikmati artikel, gambar, dan video yang ada di blog ini sambil mencicipi atau menghirup makanan serta minuman yang anda buat. setelah kembali bersemangat silahkan kembali ke rutinitas anda,selamat menikmati. ;-)
Sukses itu hak setiap orang...barang siapa yang mau sukses berprilakulah seperti orang sukses Lagi santai?? INGAT"saatnyasantai.blogspot.com"

Batas Kekuasaan Tak Terbatas
Brotherly Leader Muammar Kadhafi merupakan salah seorang pemimpin dunia dengan masa jabatan terlama di Benua Afrika dan Arab. Sejak menumbangkan Raja Idris I dalam kudeta damai pada 1969, kolonel 68 tahun itu tak pernah sekali pun lengser dari posisinya. Padahal, dia sebenarnya tidak memiliki jabatan apa pun dalam pemerintahan. Sebab, Libya memiliki presiden dan perdana menteri (PM).
”BUAH pikiran, perilaku, sikap, dan strateginya unik. Tapi, dia adalah politikus yang cerdik. Tidak ada yang bisa membantah hal tersebut,” kata Saad Djebbar, pengamat politik Libya, dalam wawancara dengan BBC pekan lalu.
Keunggulan strategi politik Ka dhafi, lanjut dia, tampak dari kemampuannya bertahan di pucuk tertinggi pemerintahan Libya. Meskipun, ada Presiden Mohamed Abu Al-Quasim Al-Zwai yang menjadi kepala negara dan PM Baghdadi Mahmudi yang mengepalai pemerintahan.
Kadhafi memimpin Libya dengan gaya diktatornya sejak berusia 27 tahun. Pada masa muda, pria kelahiran Gurun Sirte itu sangat mengagumi mendiang Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser. Terinspirasi jiwa nasio nalis idolanya itulah, Kadhafi muda terlibat dalam protes anti-Israel saat terjadi Krisis Suez pada 1956.
Namun, semangat untuk menumbangkan kekuasaan monarki Raja Idris I mulai muncul saat dia menjalani pendidikan militer di Libya. Rencana kudeta itu lantas dia matangkan saat menjalani pendidikan militer lanjutan di Hellenic Military Academy di Kota Athena, Yunani.
Setelah menamatkan pendidikan militer lanjutan di Negeri Para Dewa tersebut, Kadhafi melanjutkan pendidikan militer di Inggris. Begitu kembali ke Kota Benghazi, dia mematangkan rencana kudeta. Maka, pada 1 September 1969, Kadhafi dan pasukannya sukses melengserkan Raja Idris I dan menobatkan diri sebagai pemimpin Libya.
Setelah empat tahun memimpin negeri di wilayah utara Benua Afrika itu, Kadhafi menerbitkan Green Book. Buku yang diluncurkan pada 1970-an tersebut berisi fi losofi dan landasan politik Libya versi dia. Dalam panduan itu, dia mengawinkan ideologi sosialis dan kapitalis yang terbungkus hukum Islam.
Selanjutnya, pada 1977, dia memperkenalkan sistem jamahiriya alias negara rakyat. Berdasar sistem tersebut, kekuasaan tertinggi berada di tangan komite rakyat yang jumlah anggotanya ribuan.  ”Kekuasaan Kadhafi tak terbatas. Tidak hanya berpusat pada ranah politik,” lanjut Djebbar.
Berbeda dengan Mesir atau Tunisia yang lebih dulu bergolak karena revolusi rakyat, Libya memang unik. Di negara tersebut, bukan militer yang memegang kendali pertahanan dan keamanan. Tapi, komite revolusi yang loyal terhadap Kadhafi.
Komite yang terdiri atas pasukan paramiliter, kepala suku, dan orang-orang upahan itulah yang menjadi kekuatan Kadhafi. ”Tentara Libya hanyalah simbol militer
belaka. Jumlahnya hanya berkisar 40.000 orang dan tidak ada seorang pun yang terampil atau berpengalaman secara militer,” kata Frank Gardner, pengamat pertahanan keamanan Timur Tengah.
Menurut dia, komite revolusi merupakan tentara bentukan Kadhafi yang sengaja dipersiapkan guna meminimalkan risiko kudeta atau revolusi seperti yang sekarang terjadi. Selama komite revolusi masih solid, Kadhafi yakin tetap bisa bertahan sebagai pemimpin.
Karena itu, dia bergeming saat militer Libya terbelah. Sebagian membela dia, sebagian lain membela rakyat. Bagi pria nyentrik yang selalu memboyong tenda bedouin dalam tiap kunjungan resminya ke mancanegara tersebut, perpecahan militer justru menguntungkan dia. Sebab, tugas komite revolusi untuk mengenyahkantentara-tentara Libya itu menjadi lebih mudah. Tidak perlu diserang, para serdadu Libya sudah saling serang sendiri.
Selain komite revolusi, Kadhafi memiliki pasukan keamanan internal yang tangguh. Beberapa negara bahkan menyebut pasukan keamanan internal Libya itu sebagai pasukan yang brutal. Pasukan tersebut di pimpin langsung oleh putra bungsu Kadhafi , Khamis, dan saudara ipar Kadhafi, Abdullah Senussi. Misi utama mereka adalah menyingkirkan musuh dalam negeri Libya.  Yakni, para aktivis yang terlalu vokal mengkritik Kadhafi dan jajaran pemerintahannya.
Di antara tiga komponen pembentuk komite revolusi, orang-orang upahanlah yang dikenal paling kejam. Kadhafi sengaja merekrut orang-orang upahan itu dari luar negeri. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi mereka untuk membelot selama bayaran yang mereka terima memuaskan. Sebab, mereka juga tidak perlu memusingkan rasa nasionalisme atau kepentingan rakyat Libya.
Kadhafi biasanya mendatangkan orang-orang upahan dari Chad dan Niger. Tapi, sebagai pemimpin yang lahir dari sebuah kudeta, tampaknya, Kadhafi sadar bahwa suatu saat dirinya pun akan dihadapkan pada situasi yang sama. Prediksinya benar.
Saat ini warga Libya kompak menuntut ayah delapan anak itu mundur dari jabatan sebagai guide of the revolution. Angin perubahan yang bertiup kencang dari Tunisia ke Mesir pun berembus juga ke Libya. Sayang, angin perubahan itu tak mampu menembus kebekuan hati Kadhafi dan ambisi dia untuk terus berkuasa.
Jumat sore waktu setempat (25/2), Kadhafi muncul di hadapan massa pendukungnya yang memadati Green Square. ”Kita akan terus berjuang. Kita mampu mengalahkan mereka. Kita lebih baik mati di sini, di tanah Libya,” serunya dari atas sebuah tembok seperti dikutip Th e Guardian.
Dalam kesempatan itu, dia juga membesarkan hati para pengikutnya. Mengingat, Kota Tripoli dan Benghazi sudah jatuh ke tangan massa anti pemerintah.
Berakhir seperti Hitler Kekerashatian Kadhafi membuat Mustapha Abdeljalil buka suara. Mantan menteri kehakiman Libya yang mengundurkan diri setelah menyaksikan kekejian pasukan Kadhafi merepresi demonstran itu yakin bekas bosnya itu akan berakhir seperti Adolf Hitler. ”Hari akhir Kadhafi telah tiba. Dia akan seperti Hitler. Dia akan segera bunuh diri,” tandasnya dalam wawancara dengan koran Sweden’s Expressen seperti dilansir Agence France-Presse Kamis lalu (24/2).
Hitler bunuh diri di bunkernya yang berada di Kota Berlin, Jerman, April 1945. Pemimpin Nazi itu mengakhiri hidup setelah menyaksikan disintegrasi kekaisaran Nazi Jerman yang dibangun dengan tangan besi. Hal yang sama, menurut Abdeljalil, juga akan menimpa Kadhafi. Ketimbang harus menyerah dan lengser dari pucuk kepemimpinan gara-gara revolusi rakyat Libya, Kadhafi bakal memilih menghabisi nyawa sendiri. (jpnn)



selengkapnya klik disini ..

0 comments:

Posting Komentar

Gimana gan, blog ane keren kan???hehe, lebih keren lagi kalo agan sekalian ikutan komen disini, wah...pasti membawa berkah buat ane,hheee thanks gan, lagi santai???inget,saatnyasantai.blogspot.com

Blog Archive

Copyright 2010 Saatnyasantai
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger